Jumat, 27 Februari 2009

Untukmu : Yang Terbaring disana … !!!


Ada suatu masa dalam hidup untuk menyadari satu hal bahwa kau harus belajar “Melepaskan” … bahwa kau harus belajar “Merelakan” … dan bahwa kau mestinya berusaha untuk “Memaklumi “ …
Dan untuk semua yang telah terjadi … sepantasnya kau haturkan segala maaf … untuk kata dan perbuatanmu di Masa silam … kadang … meski bukan bermaksud menyerah pada keadaan tapi mungkin ini hal terbaik yang mampu kau beri … hingga pada akhirnya kau pun hanya akan berkata :

Maafkan untuk segala yang terjadi saat ini … maafkan karena selalu memberi luka dihatimu … hingga perih tak terkira … sejujurnya hatiku bahkan lebih sakit … tapi inilah jalan yang terbaik … untukku … untukmu … mereka … dan untuk kita semua.
Maafkan … karena tidak bisa disampingmu … maafkan karena tidak kuasa menemanimu lagi … maafkan karena ada banyak hal yang berbeda antara kita … bahwa sesungguhnya aku tak pantas disisimu … hatiku terlalu liar … hatiku tidak bisa terikat padamu … aku menyayangimu tapi rasa sayangku tak pernah mampu membuat hatiku berhenti untuk bertualang di dunia yang lain …
“Sampai saat ini … tak pernah terpikir tuk melupakanmu … “ aku masih ingat bait lagu itu … terima kasih sungguh aku tersentuh … dan yakinlah itu selalu akan mengingatkanku padamu … karena meski telah memilih untuk melepaskanmu … menjauhimu … mengikhlaskanmu … tapi hatiku pun juga tak pernah mau melupakanmu …
Maafkan untuk semua kata kasar, caci maki, dan amukan amarah yang sering kulakukan padamu … maafkan karena sampai detik akhir sebelum semuanya berakhir … aku tetap saja tak pernah Mengakui keberadaanmu pada siapapun … bahkan pada hatiku sendiri sekalipun … tapi … aku bersyukur karena semua hal ini mesti terjadi … akhirnya aku tahu siapa yang betul-betul mencintaiku … siapa yang betul-betul menangis untuk setiap tetes air mataku … siapa yang betul-betul terluka untuk setiap sakit yang kurasa … siapa yang selalu berdo’a untuk semua senyum yang menyapaku dipagi hari … yang betul-betul sabar menghadapiku … yang selalu menerima cercaan dan makianku hanya dengan tersenyum dan mengelus kepalaku … siapa yang betul-betul menginginkan kebahagiaanku … aku tahu … itu KAMU … meski tetap saja bukan kau yang kupilih pada akhirnya … maaf … karena dari semua rentetan hal yang telah kau korbankan untukku selama sepenggal waktu ini … kau hanya bisa membuatku tersentuh … tidak bisa membuatku jatuh cinta …
Jaga dirimu untuk kisaran waktu yang panjang … karena sampai kapanpun … dan seperti apapun hubungan kita … aku akan tetap mengkhawatirkanmu … memikirkanmu … diujung-ujung malamku …
Tenang dan berbaringlah kau disana … dalam lantunan do’a-do’a malamku … dalam desir angin di bawah kelamnya langit dan kerlingan sang bintang … aku berjanji … “ Kau dan Semua kenangan yang pernah ada di antara kita tidak akan pernah kuhapus dalam ingatanku untuk selamanya … aku janji ”

Malang, 24 Februari 2009
Dalam Goresan Penaku
Untukmu … “Re Ga Pu” 

NOTE :
JIKUSTIK
“ Melupakanmu”

Akhirnya ku buktikan
dirimu bisa kutemukan
walau mencari menunggu lama
setiap keping kenangan
kusimpan erat digenggaman
terlindung dari badai dan hujan

Reff:
sampai saat ini
tak pernah terpikir
melupakanmu
di dalam hatiku
ku tak pernah mau
melupakanmu
melupakanmu

pandang lah malam bintang
menjadi teman perjalanan
saat mencari menunggu lama

(Selamat Tinggal … Sayonara … Good Bye … )

3 komentar:

Maginda mengatakan...

penghianatan dalam pikiran: mengenang rival pasangan kita/mantan kita

Anonim mengatakan...

saya baru baca baik-baik postingan yang ini setelah ada smsmu. buktinya komentar itu asal aja.

maknanya bagiku adalah seseorang yang begitu lekat dalam hatimu tetapi tak juga dapat kau cintai.

aku paham ini. untuk menyinggungku kah? aku merasa Cang. tapi sudahlah... its ok. thanks for reminding... kadang-kadang kita butuh pengingat bukan? ReGaPu. apakah "Re"nya itu untuk seorang temanmu di sulawesi? alumnus SMP2? tinggal di komp trans kali mamuju?

kau benar. kadang kita tak bisa untuk tak menyayangi seseorang, tak bisa menghilangkan perasaan kita pada orang itu, tetapi kita dengan sangat sadar tak bisa memilih oraNg itu untuk hidup bersama kita. aku sadar itu acang!

dalam bahaSaku aku lebih suka menggunakan kalimat: perasaanku tak menolak jika aku mencintainya. tetapi idealismeku memaksaku untuk mementahkan apa yang aku rasakan: maafkan aku bukan kau yang kupilih

Anonim mengatakan...

ralat:
kata orang kedua "kau" seharusnya "dia"

bukan kau yang kupilih
seharusnya
bukan dia yang kupilih

kayak koran aja pakai ralat